BERITA UMUM

Sabtu, 22 Februari 2014

SUBSTANSI GENETIKA



I.        PENDAHULUAN
Di dalam nukleus terdapat benang kromatin yang halus dan membentuk bangunan seperti jala. Pada saat sel membelah benang kromatin akan memendek, menebal dan mudah menyerap zat warna disebut kromosom.
Benang kromatin mengandung DNA, RNA hasil transkripsi dan protein. Dengan demikian kromosom pun mengandung DNA. DNA merupakan molekul hidup yang dapat mengadaka replkasi. Karena kromosom mengandung DNA maka kromosom pun mampu mereplikasikan diri. DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik yang akan diwariskan kepada keturunan. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karean sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di dalam kromosom terutama pada bagian yang disebut lokus.
RNA yang menyusun kromosom merupakan RNA hasil transkripsi DNA. Di dalam nukleus DNA disalin menjadi RNA yang kemudian akan dikeluarkan dari nukleus ke dalam sitoplasma. Protein penyusun kromosom terdiri atas dua macam, yaitu protein histon yang bersifat basa dan protein nonhiston yang bersifat asam. Kedua macam protein ini berfungsi untuk mempertahankan keutuhan kromosom, sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopi DNA menjadi RNA.

II.        KROMOSOM
              a.      Struktur Kromosom

Kromosom sel eukariotik terdiri atas bahan kompleks yang disebut kromatin. Kromatin tersusun atas : 27% DNA, 67% Protein, dan 6% RNA hasil transkripsi DNA. Jadi DNA hanya sepertiga dari massa kromosom.
Sekitar setengah dari protein yang terdapat di dalam kromosom berupa histon. Histon merupakan protin dengan konsetrasi asam amino yang tinggi dengan gugus tambahan ( -NH2 ), misalnya : lisisn dan arginin. Histon melekat erat pada DNA membentuk subunit-subunit seperti manik-manik pada rantai DNA dan disebut : nukleosom. Oleh  karena itu histon berperan penting dalam pembungkusan DNA dan mempertahankan bentuk kromosom.
Protein nonhiston pada kromosom mengandung lebih banyak asam amino ( dengan gugus tambahan –COOH ) dari pada histon. Sebagian besar protein nonhiston berubah menjadi enzim-enzim yang mengkatalisis proses transkripsi dan replikasi asam nukleat. Enzim tersebut dikenal sebagai enzim polimerase.

Struktur kromosom terdiri atas dua bagian utama, yaitu :
Penjelasan keterangan gambar :
1.      Sentromer
·      Sentromer atau kinetokor disebut juga kepala kromosom.
·      Merupakan bagian yang tidak mengandung gen
·      Di dalam sentromer terdapat granula yang disebut: sferul.
·      Pada saat sel membelah kromosom akan menggantung paada benang spindel tepat pada sentromer.
·      Fungsinya : sentromer berperan pada saat pembelahan sel, yaitu sebagai tempat melekatnya benang spindel yang mengarahkan pembelahan sel.
2.      Lengan
Lengan kromosom adalah badan kromosom itu sendiri. Lengan kromosom disebut dengan kromatid. Umumnya krmososm memliki dua buah lengan yang dibatasi oleh sentromer, kromosom telosentrik. Lengan kromosom tersusun atas :
o  Selaput/membran : berfungsi untuk melapisi dan melindungi kromosom.
o  Matriks : berupa cairan yang mengisi seluruh bagian kromosom.
o  Kromonema : merupakan filamen yang sangat tipis/halus, berpilin yang terendam di dalam matriks dan  dapat terlihat selama profase.
o  Kromomer/Lokus : merupakan struktur berbentuk butiran manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin.
Selain struktur utama tersebut du atas, juga pada kromosom terdapat struktur tambahan, seperti :
·      Satelit :  merupakan bagian kromosom yang berbentuk bulat dan terletak di ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena adanya  konstriksi sekunder di daerah tersebut.
·      Telomer : merupakan daerah terujung pada kromosom yang menghalang-halangi bergabungnya kromosom yang satu dengan yang lainnya. Fungsinya : menjaga stabilitas pada bagian ujung kromosom agar DNA di sekitar derah tersebut tidak terurai.

a.      Ukuran dan Bentuk Kromosom
    Ukuran kromosom sangat bervariasi antara spesies yang satu dengan spesies yang lain, bahkan dalam satu spesies pun ditemukan bermacam-macam bentuk dan ukuran kromosom. Ukuran kromosom hewan lebih kecil daripada kromosom tumbuhan.
    Ukuran kromosom : Diameternya : 0,2 – 20 mikron (µ), sedangkan panjangnya berkisar antara : 0,2 – 50 mikron (µ).
    Bentuk kromosom dikelompokkan berdasarkan letak sentromernya :
1.      Metasentrik 
          Mempunyai bentuk seperti huruf V. letak sentromernya di tengah sehingga membagi   
          lengan kromosom menjadi dua bagian yang sama panjang.  

   2.      Sub metasentrik 
         Mempunyai bentuk seperti huruf J. sentromernya terletak submedian atau mengarah ke   
         salah satu ujung lengan kromosom, sehingga kromosom terbagi menjadi dua bagian  lengan
         yang tidak sama panjang/asimetris. Satu lengannya panjang dan lengan lainnya pendek.

   3.      Akrosentrik 
        Yaitu kromosom yang sentromernya terletak di dekat ujung kromosom, sehingga satu   
         lengan kromosom sangat pendek dan lengan lainnya sangat panjang.

   4.      Telosentrik 
         Yaitu kromosom yang sentromernya terletak di ujung, sehingga kromosomnya hanya 
          terdiri    atas satu lengan saja dan berbentuk lurusseperti batang.




a.      Jumlah Kromosom
    Jumlah kromosom yang dimiliki oleh tiap spesies makhluk hidup sanga bervariasi. Organism yang struktur tubuhnya lebih kompleks biasanya memiliki jumlah kromosom yang lebih banyak daripada organisme yang struktur tubuhnya lebih sederhana.
    Meskipun bervariasi, jumlah kromosom yang dimiliki oleh setiap jenis organisme akan selalu tetap atau konstan dan terdapat dalam bentuk yang selalu berpasangan.
    Sebagai contoh : setiap sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom atau 23 pasang kromosom.
    Kromosom yang saling berpasangan ini disebut : kromosom homolog. Kromosom homolog adalah kromosom yang memiliki ukuran, bentuk,  dan jumlah gen yang sama.
    Berdasarkan jumlah pasangan kromosomnya, maka ada beberapa organisme yang memiliki kromosom : n kromosom ( haploid ), diploid ( 2n kromosom ), triploid ( 3n kromosom ), dan poliploid ( memiliki banyak kromosom ). Sel tubuh ( sel somatic ), misalnya sel otot, tulang, darah dan saraf mengandung 2n kromosom ( diploid ), sedangkan sel kelamin ( sel gamet ) mengandung n kromosom. Satu set kromosom haploid disebut : genom/ploidi
b.      Tipe/Jenis Kromosom
     Setiap sel yang terdapat di dalam tubuh organism pasti memiliki satu set kromosom dengan jumlah tertentu. Satu set kromosom tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Autosom 
          Autosom disebut juga kromosom tubuh atau kromosom somatic.  Autosom merupakan  
          kromosom yang menentukan sift-sifat sel tubuh/karakter tubuh. Autosom tidak berperan  
         dalam menentukan jenis kelamin suatu organisme.  Jumlahnya di dalam sel tubuh adalah :  
         2n – 2 dengan n = jumlah seluruh kromosom.Sebagai contoh jumlah autosom tubuh  
         manusia adalah : 46 – 2 = 44 buah atau 22 pasang. Jumlah autosom tubuh ayam adalah   
         40  – 2 = 38 atau 19 pasang. 
   2.      Gonosom 
         Gonosom disebut juga kromosom sex atau kromosom kelamin, karena kromosom ini  
         berperan dalam menentukan jenis kelamin suatu organisme. Jumlah kromosom sex pada 
         sel tubuh manusia terdiri atas dua buah atau sepasang.  Jenis kelamin pada manusia 
        ditentukan oleh kromosom sex ini. Kromosm dalam sel kelamin tidak berpasang-pasangan 
        atau hanya satu set kromosom yang disebut Haploid ( n ). 
        Pada individu jantan (       ) : 
        umumnya pasangan kromosom sexnya tidak sama, yaitu kromosom X lurus berbentuyk 
        batang dan kromosom Y, bengkok pada salah satu ujungnya.
   Pada individu betina (     ) : 
        kedua kromosom sexnya berbentuk sama yang disebut kromosom X.

 Gbr. Susunan kromosom sel kelamin jantan dan kromosom sel kelamin betina
Contoh penulisan kromosom pada :
1.      Manusia  : jumlah kromosom manusia 46, bewrarti kromosom sexnya 2 dan autosomnya 44 dalam tiap nucleus sel tubuhnya.
a.      Jika manusia tersebut laki-laki : maka penulisannya symbol kromosomnya :
22AA + XY atau 44A + XY atau 46 XY
b.      Jika manusia tersebut adalah wanita :

2.      Drosophila melanogaster :
Jumlah kromosm Drosophila melanogaster : 8, terdiri atas :
6 Autosom + 2 gonosom, dengan perincian sebagai berikut :
            :  Sel tubuh : 6 Autosom + XY atau 3 pasang autosom + XY
               Sel sperma : 4 kromosom yaitu : 3 autosom + X atau 3 autosom + Y
            : Sel tubuh : 6 Autosom + XX atau 3 pasang autosom + XX
              Sel telur : 4 kromosom yaitu : 3 autosom + X

I.        GEN
Di dalam benang kromosom terdapat zarah penentu sifat individu. Zarah adalah unit terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi agar tetap berfungsi. Zarah penentu sifat tersebut di namakan gen. Karena merupakan penentu sifat, maka gen berperan sebagai pengatur sifat keturunan yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan : gen adalah :
·         Senyawa kimia yang mengandung informasi genetic
·         Zarah penentu sifat individu
·         Unit terkecil dari materi genetic atau materi pewarisan sifat.
Gen akan mengatur segala sifat yang tampak pada organisme. Sifat yang tampak pada tumbuhan, misalnya daun sempit, buah bulat dan warna buah merah. Sifat yang tampak pada manusia misalnya kulit hitam/putih, tubuh tinggi/pendek, rambut lurus/pirang. Sifat yang tampak atau dapat diamati disebut : fenotip. Fenotip tidak hanya disebabkan oleh gen tetapi merupakan hasil interaksi antara factor gentik dengan factor lingkungan. Sebagai contoh seseorang memiliki gen kulit putih, tetapi hidup di daerah panas, kemungkinan warna kulitnya tidak putih lagi, tetapi bias berwarna agak hitam.
Untuk mempermudah pemahaman, penulisan gen biasanya menggunakan huruf latin, baik huruf besar maupun huruf kecil.
·      Misalnya :
Gen T menunjukkan sifat tanaman berbatang tinggi dan gen L menunjukkan fenotip daun lebar.
Karena suatu kromosom selalu berpasangan dengan kromosom homolognya, maka gen juga selalu memiliki pasangan. Dengan demikian penulisan genotip menjadi terdiri atas dua huruf.
·      Misalnya :
TT ( tanaman berbatang tinggi ), dan LL ( tanaman berdaun lebar ).
Kadang-kadang pada lokus yang sama terdapat  gen-gen yang membawa sifat berlawanan. Gen yang berlawanan diutlis dengan huruf kecil.
·      Misalnya :
Gen T untuk tanaman berbatang tinggi, dan gen t untuk tanaman berbatang pendek.
Gen L untuk tanaman berdaun lebar dan lawannya gen l untuk tanaman berdaun sempit. Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama pada kromosm homolog, tetapi berlawanan disebut : Alel.
Diantara gen-gen sealel, ada gen yang mengalahkan gen alelnya dan ada yang pengaruhnya sama-sama kuat.  Gen yang pengaruhnya lebih kuat disebut gen dominan, gen yang pengaruhnya lebih lemah disebut gen resesif, sedangkan gen yang penngaruhnya sama-sama kuat disebut gen semidominan atau intermediet.
Gen dominan ditulis dengan huruf besar dan gen resesif ditulis dengan huruf kecil.
·      Misalnya :
Pada contoh di atas, gen T bersifat dominan dan gen t bersifat resesif, sehingga jika suatu tanaman memiliki genotip Tt, tanaman tersebut memiliki batang yang tinggi ( gen batang tinggi mengalahkan gen batang rendah ). Akan tetapi jika gen T dan t bersifat semidominan, tanaman bergenotip Tt memiliki batang yang sedang.
1.      Letak dan symbol gen
Letak gen yang terdapat pada suatu kromosom disimbol dengan garis-garis pendek horizontal yang melewati garis panjang vertical.Garis panjang vertical merupakan symbol suatu kromosom.  Oleh karena letak gen linear, maka garis-gari pendek tersebut juga digambarkan berjejer linear.
 


1.      Fungsi gen
Fungsi pokok gen adalah :
a.      Mengatur perkembangan dan metabolism individu
b.      Menyampaikan informasi genetic kepada generasi berikutnya
c.       Sebagai zarah tertentu yang terdapat di dalam kromosom
2.      Sifat gen
Menurut Thomas Hunt Morgan ( 1866-1945) gen adalah substansi hereditas yaitu suatu kesatuan kimia yang bersifat sebagai berikut :
a.      Gen merupakan zarah tersendiri yang kopak di dalam kromosom
b.      Gen mengandung informasi genetic
c.       Gen dapat menduplikasikan diri pada peristiwa mitosis dan meiosis, artinya gen dapat membelah menjadi dua yang sama  persis sehingga dapat menyampakan informasi genetic kepada generasi sel berikutnya.
d.      Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom yang disebut lokus gen
e.      Mengatur sifat-sifat yang diturunkan.
3.      Susunan gen
Secara kimia, gen terdiri atas DNA yang memiliki urutan basa tertentu dan berfungsi mengkode pembuatan satu macam polipeptida tertentu. Panjang pendeknya urutan basa ( gen ) menentukan panjang pendeknya rantai asam amino pada polipeptida. Di dalam DNA terdapat 4 macam basa, gula deoksiribosa, dan fosfat. Keempat macam basa tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
Basa Purin : terdiri atas : Adenin – Guanin
Basa Pirimidin : terdiri atas : Sitosin – Timin.

I.        DNA
1.      Sejarah DNA
DNA pertama kali diisolasi dari spermatozoa dan sel darah merah burung oleh : F. Miescher ( 1869 ). DNA tersebut dinamakan nuklein, meskipun belum diketahui perannya bagi makhluk hidup. Tahun 1880 Fiescher menemukan adanya zat purin dan pirimidin pada DNA. Sedangkan Kossel menemukan menemukan komponen purin yaitu Adenin dan Guanin, serta komponen pirimidin yaitu  Timin dan Sitosin. Atas penemuan ini maka Kossel mendapat hadia Nobel pada tahun 1910. Seorang ahli Biokimia Rusia ( Levin ) menemukan adanya gula deoksiribosa dan gugus fosfat pada DNA. DAN PADA TAHUN 1944 penelitian dilakukan secara kolektif oleh Avery, Macleod, dan McCarty membuktikan bahwa DNA berhubungan langsung dengan keturunan

2.      Struktur dan Sifat DNA
DNA merupakan polimer nukleotida. Satu nukelotida tersusun atas tiga komponen yaitu : deoksiribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Deoksribosa adalah molekul gula dengan 5 atom Carbon (pentosa) yang kekurangan satu atom oksigen. Sementara itu gugus fosfat terikat pada atom carbon nomor 5 dari molekul gula pentosa dan pada atom carbon nomor 3 pada deoksiribosa miliki nukleotida berikutnya.
Basa nitrogen terdiri atas dua jenis, yaitu : yaitu purin dan pirimidin. Basa nitrogen purin tersusun atas : Adenin ( A ) dan Guanin ( G ), sedangkan basa nitrogen pirimidin tersusun oleh Sitosin ( C ) dan Timin ( T ).
Di dalam molekul DNA Adenin selalu berpasangan dengan Timin, sedangkan Sitosin selalu berpasangan dengan Guanin. Antara Adenin dan Timin dihubungkan oleh dua ikatan hidrogen yang lemah, Sedangkan antara Sitosin dengan Guanin dihubungkan oleh tiga ikatan hidrogen.
Dengan demikian jumlah Purin selalu sama dengan pirimidin ( A + G = C + T ). Jumlah Adenin selalu sama dengan Timin ( A = T ) dan jumlah Guanin selalu sama dengan Sitosin ( C = G ). Fenomena ini disebut ketentuan Chargaff.
Stabilitas DNA ditentukan oleh susunan basa dan ikatan hidrogen yang terbentuk sepanjang rantai tersebut. Karena perbedaan jumlah hidrogen ini, maka tidak mengherankan bahwa ikatan C        G memerlukan tenaga yang lebih besar untuk memisahkannya.
Bentuk DNA adalah benang beruas ganda dan berpilin meyerupai spiral. Bentuk seperti ini disebut double helix. Bentuk double helix pertama kali dijelaskan oleh : James D. Watson dan Francis H. Crick pada tahun 1953. Menurut mereka, panjang satu spiral atau satu pilinan atau puntiran DNA adalah 3,4 nm atau 34 Å (1 Å = 107mm) dan mengandung 10 pasangan basa. Jadi jarak antara dua pasang basa adalah 0.34 nm ( 3.4 Å ). Pada sel eukariotik, DNA memiliki bentuk linear, sedangkan pada sel prokariotik bentuk DNA adalah melingkar.
Perhatikan struktur DNA berikut ini !


       

1.      Replikasi DNA
DNA dapat melakukan penggandaan diri karena memiliki sifat autokatalisis, yaitu kemampuan untuk mensintesis dirinya sendiri. Peristiwa ini disebut replikasi. Hasil dari replikasi adalah terbentuknya utas DNA yang baru. Dengan demikian setelah replikasi akan terbentuk dua buah DNA double helix. Bahan untuk replikasi adalah : deoksiribonukleosida-5-trifosfat. 
      

Peristiwa replikasi ini terjadi pada fase interfase dari pembelahan sel, yaitu pada saat sel siap melakukan pembelahan. Berarti peristiwa replikasi mendahului penggandaan kromosom. Proses replikasi melibatkan beberapa enzim, antara lain :
a.      Polimerase : untuk menggabungkan deoksiribonukleosida trifosfat
b.      Helikase : untuk mempermudah membuka rantai ganda DNA menjadi dua buah rantai tunggal
c.       Ligase : untuk menyambung bagian-bagian rantai tunggal DNA  yang baru terbentuk.
d.      Primase DNA : digunakan untuk memulai polimerase DNA
e.      Protein pengikat DNA ( Single Strand DNA binding protein );  yang berfungsi untuk menstabilkan rantai DNA yang terbuka dan mencegah DNA bersatu kembali
f.        Girase DNA ( topoisomerase ) : berfungsi membuka pilinan yang ditimbulkan dari proses pembukaan rantai DNA.

Proses replikasi :
·         Dimulai dengan membukanya pilinan dari satu ujung DNA, sehingga ikatan-ikatan hidrogen yang lemah akan patah.
·         Kemudian setiap belahan DNA  akan lepas dari pilinannya, sehingga membentuk polinukleotida tunggal
·         Selanjutnya setiap basa nitrogen yang kehilangan nukleotida pasangannya akan membuat nukleotida pelengkap ( komplemen ) dengan basa nitrogen yang sesuai
·         Pembentukan rantai pelengkap diteruskan sampai seluruh nukleotida lama mendapatkan pasangan baru
·         Proses terseut akan berakhir setelah terbentuk dua buah double helix yang sama seperti aslinya.


     

1            Hipotesis tentang Replikasi DNA
        Ada tiga model replikasi DNA, yaitu konservatif, semikonservatif dan dispersif
1.1.Konservatif :
Menyatakan bahwa kedua rantai polinukleotida dari double helix induk tetap utuh ( tidak berubah ) dan langsung membentuk double helix yang terdiri atas rantai polinukleotida baru




1.2.Semikonservatif :
Menyatakan bahwa : dua rantai polinukleotida dari double helix memisahkan diri. Setiap rantai tunggal dari double helix induk berperan sebagai pencetak untuk membentuk rntai polinukleotida yang baru





1.3.Dispersif :
Menyatakan bahwa : dua buah rantai polinukleotida dari double helix induk terputus-putus. Selanjtunya potongan atau segmen tersebut memisahkan diri dan membentuk potongan-potongan baru yang akan bersanmbung dengan potongan-potongan lama, sehingga menghasil dua double helix yang baru.




1            Transkripsi DNA membentuk RNA
       Selain mampu melakukan replikasi semikonservatif, DNA juga mampu melakukan transkripsi (   
       mengkopi diri ) sehingga menghasilkan RNA.
       Prosesnya akan berlangsung sebagai berikut :
·         Dua utas DNA terpisah. Salah satu polinukleotida berungsi sebagai pencetak atau sense, sedangkan yang lainnya sebagai gen atau anti sense.
Misalnya :  sense memiliki urutan basa nitrogen : GGS STT ATT dan yang berfungsi sebagai anti sense memiliki urutan basa komplemen : SSG GAA TAA.
·         Karena pencetaknya atau sensenya : GGS STT ATT, maka RNA hasil cetakannya adalah : SSG GAA UAA. Jadi RNA  : SSG GAA UAA  merupakan salinan dari : SSG GAA TAA


      Dengan melakukan transkripsi ( pengkopian ), maka urutan basa pada gen disalin menjadi urutan basa pada RNA.
      Proses transkripsi berlangsung di dalam nukleus. Selanjutnya DNA tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju ke sitoplasma. Hal ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindung, sedangkan hasil salinannya ditugaskan untuk melaksanakan pesa-pesan itu berupa urutan basa nitrogen yang ada di dalam RNA.


I.        RNA
      Merupakan rantai polinukleotida berutas tunggal  dan pendek. RNA tersusun atas gugus fosfat, ribose dan basa nitrogen. Basa nitrogen terdiri atas golongan purin ( Adenin dan Guanin ), serta golongan pirimidin ( Sitosin dan Urasil )
     Ada tiga jenis RNA, yaitu :
          1.      mRNA
                messenger RNA  atau juga disebut juga RNAduta berfungsi menyeampaikan informasi genetic dari DNA yang terdapat di dalam inti sel ke luar inti untuk diterjemahkan. mRNA berbentuk pita tunggal dan dibentuk oleh DNA melalui proses transkripsi. Pembentukan mRNA hanya terjadi apabila akan dilakukan sintesis protein. Setelah disintesis oleh DNA, mRNA yang telah membawa informasi informasi dari DNA tersebut akan dikirim keluar dari inti sel untuk diterjemahkan dalam proses sintesis protein. Setiap urutan tiga basa nitrogen yang terdpat pada mRNA  disebut : Kodon. Jika sintesis protein telah selesai, mRNA akan segera dihancurkan.
2.      tRNA
     Transfer RNA atau RNA pemindah juga dibuat dibuat di dalam inti sel sebelum ditempatkan di dalam sitoplasma. Pada molekul tRNA terdapat bagian yang basa-basa nitrogennya  saling berpasangan dan ada bagian yang basa-basa nitrogennya tidak berpasangan. Akibatnya, bentuk tRNA seperti memiliki lengan-lengan. Bagian yang tidak berpasangan membentuk struktur bulat. Bagian terpenting dari tRNA adalah terdapatnya tiga urutan basa nitrogen yang terdapat pada ujung lengan yang cocok  dengan kodon pada mRNA. Urutan basa nitrogen tersebut dinamakan : Antikodon
      Misalnya : jika kodon pada mRNA adalah AUG, antikodonnya adalah : UAC. Salah satu lengan tRNA merupakan tempat yang membawa asam amino saat terjadi sintesis protein.
3.      rRNA
ribosomal RNA atau RNA ribosomal juga dibuat di dalam sel, kemudian ditempatkan di dalam ribosom. Merupakan bagian dari organel ribosom, berupa gabungan sejumlah protein dan RNA yang mengkatalisis penggabungan asam amino menjadi polipeptida.

PERBEDAAN ANTARA DNA DAN RNA
 

No
Pembanding
DNA
RNA
1
Letak
Nucleus, kloroplas dan mitokondria
Nucleus, mitokondria, kloroplas, sitoplasma, dan ribosom
2
Fungsi
Pembawa informasi genetic dan sintesis protein
Umumnya sintesis protein
3
Rantai
Tangga tali berpilin ( double helix )
Tunggal dantidak berpilin
4
Kadar
Tetap
Kadarnya berubah-ubah tergantung aktivitas sintesis protein
5
Gula pentosa
Doksiribosa
Ribose
6
Basa nitrogen
Purin : Adenin dan Guanin.
Pirimidin : Timin dan Sitosin
Purin : Adenin dan Guanin
Pirimidin : Urasil dan Sitosin







Tidak ada komentar:

Posting Komentar